Sabtu, 12 Maret 2011

Cerpen Diksi

JUAN MUANISE TENAN

Pagi yang cerah, udara segar serasa menempatkan pendingin di dalam jiwa dan terpatri oleh hangatnya kasih sayang. Yupz sapa yang menyangka masa ini, masa sang Surya perlahan-lahan mengintip aktivitas penghuni bumi dibalik awan putih. Sinarnya memancar ke segala penjuru. Menyoroti apapun yang terlihat olehnya.
Ku lihat sinarnya yang jatuh di antara dedauan di halaman rumahku. Lurus dan searah. Bagaikan sorotan mata pemangsa yang akan menerkam buruannya.
Hem...anak minggu yang bermakna juan manise tenan menurut analogi Nemo telah tiba, waktunya Nemo menepakkan kaki menuju lautan ilmu.

Semua telah siap, ketika Nemo sedang menutup pintu istana kecilnya terdengar suara ”cuit cuuuiiiiiiit...cuit cuuuiiiiiiit!” yap itu nada pesan yang terpasang di telpon selulernya. Weleh-weleh...sapa nie yang kirim burung cinta pembawa untaian kata. Di lihatnya pengirim pesan tersebut. ”Tejo?”, ucapnya.
”Mo, ke kampus tow? Titip nasi bungkus yang ada di selatan mbah Pujo ya! Jangan lupa pakai sayur plus tempe bacem. Aku tunggu di kosku! Matur tankyou!  ”, kata Tejo yang ada didalam pesannya. Dubraaaakkkk!!! Seketika Nemo menepuk jidatnya sambil berucap istighfar. ”Astaghfirulloh....!”. Nemo mengira pagi-pagi yang hari jumat yang serasa manisnya madu mendapat pesan cinta seharum bunga melati dari sorang bidadari berubah air hujan yang hambar.

Nemo mulai menarikan ibu dari seluruh jemarinya untuk membalas pesan yang dikirimkan Tejo. ”ku menyangka, pagi ini mendapat pesan cinta penyejuk jiwa dari seorang bidadari, ternyata kamu tow Jo....! haduwh...Okelah, entar daku ke kosmu. sungguh amatlah ironis ini.”
Nemo memasukan handphonenya ke saku jaketnya dan menuju tempat parkiran dimana motornya berada. Memanaskan mesin dan melaju menuju tempat mbah Pujo berada.

Suasana di jalan sudah seperti lautan pengendara motor, ramai dan bising. Maklumlah waktu telah menuju ke tepat jam tujuh. Waktu para pekerja, anak kuliah dan oh....anak sekolah! ” jam segini anak sekolah baru berangkat? Haduw...kalo ditempatku sudah kena point!”, guman Nemo.
Sampai tempat mbah Pujo, Nemo memarkirkan motornya. Ia membuka pesan yang ada di handphonenya. Balasan dari Tejo lagi.
Hehehe...ndakpapa! sapa tahu dapat smsku bisa membuat harimu tambah manis.
Nemo membalas pesan itu.
Jo, kalo selain tempatnya mbah Pujo gimana? Di selatan kampus, ok!
Beberapa menit kemudian Tejo membalas.
Ndak mau! Aku tu dah jatuh cinta ma masakan mbah pujo, masakannya dibuat dengan penuh rasa cinta. Sehingga terasa manis dilidahku. Hatiku dah tertutup menerima masakan dari tempat lain. Kurang mak yoss! Yang penting. Ok! Buruan yaa...keburu siang kelaparan ni...:(

Nemo membaca pesan dari Tejo dan melihat kearah tempat mbah Pujo berjualan. Tempat Mbah Pujo sampai tidak kelihatan karena beliau dikerumuni beberapa pembeli yang kebanyakan kaum hawa yang sangat berjasa melahirkan generasi muda. Tapi ada juga perempuan yang masih muda, kemungkinan di juga seorang mahasiswi. ”haduwh...kepriben iki?”, guman Nemo yang semakin bingung. Tapi tak apalah, ia kasihan ketika membayangkan sobatnya Tejo kelaparan di kosnya, tubuh yang hanya dibaluti oleh kulit dan tulang, mukanya keriput, tengkurap dengan mengangkat tangan dan kepalanya dan berkata ”Mo...nasiku mana?”, oh sungguh kasihan sekali. Tiba-tiba ”Mas! Mau beli apa?”, tanya seorang ibu separuh baya kepada Nemo.
”ee..mamamau beli nasi sayur bu.
” jawab Nemo gelagapan.
”ow...ya, sini ibu bantu. Lauknya apa?” jawab ibu itu sambil tersenyum kepada Nemo.
”lauknya tempe bacem bu.” jawab nemo
Ternyata ibu itu memesan kepada mbah Pujo untuk Nemo. Tiba-tiba dikerumunan tersebut terdengar. ” cuit cuuuiiiiiiit...cuit cuuuiiiiiiit!”. sontak semua ibu-ibu baik tua maupun muda menoleh ke arah Nemo.
”wah...mas’e genit!”, ada celetuk dari seoarang ibu yang tepat disampingku. ”owh maaf bu, tadi handphone saya yang berbunyi. Setelah Nemo mendapatkan pesenannya, ia segera mengambil langkah seribu dari tempat tersebut.

Tiba dikos, ternyata Tejo sedang asyik bermain game.
“Assalamu’alaikum...”, ucap Nemo
“wa’alaikumussalam... gimana? Dapat kan?? hehehe” ucap Tejo sambil nyengir.
“gila! Banyak perempuannya kalii....kejam deh kau!”, tukas Nemo
“tak apa, yang penting pesananku telah kuraih..hihi,”ucap Tejo tanpa berdosa.

Merekapun segera berangkat ke kampus bersama-sama, Tejo pun pastinya hanya nebeng. Menuju kampus, mereka di dahului oleh sebuah sepeda motor matic. Ia adalah seorang mahasiswi yang kuliahnya sama dengan Nemo dan Tejo. Pakaiannyapun berkibar selayaknya gelombang pasang air laut yang membawa kesejukan bagi yang melihatnya. “Subhanallah...manisnya hidup ini ketika melihat manisnya makhluk tercantik ciptaan Sang Khalik.” ucap Nemo
Senyum mengembang raut muka Nemo mengatakan hal tersebut. “eit, manis mana ketika berkunjung ke tempat mbah Pujo?heheh..” tanya Tejo sambil ketawa. “Apapun akan terasa manis karena bagiku, hari ini hari yang termanis bagiku.” Kata Nemo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar