Jumat, 29 April 2011

Sang Surya Tersenyum

Sang Surya mulai mengintip
semua aktivitasmakhluk di bumi ini,
Menembus diantara dedaunan dan
sela-sela kecil yang ada,
Swara kicauan makhluk kecil bersayap,
membuat kedamaian
di hati tentang
kekuasaan Illahi..

Sabtu, 12 Maret 2011

Cerpen Diksi

JUAN MUANISE TENAN

Pagi yang cerah, udara segar serasa menempatkan pendingin di dalam jiwa dan terpatri oleh hangatnya kasih sayang. Yupz sapa yang menyangka masa ini, masa sang Surya perlahan-lahan mengintip aktivitas penghuni bumi dibalik awan putih. Sinarnya memancar ke segala penjuru. Menyoroti apapun yang terlihat olehnya.
Ku lihat sinarnya yang jatuh di antara dedauan di halaman rumahku. Lurus dan searah. Bagaikan sorotan mata pemangsa yang akan menerkam buruannya.
Hem...anak minggu yang bermakna juan manise tenan menurut analogi Nemo telah tiba, waktunya Nemo menepakkan kaki menuju lautan ilmu.

Semua telah siap, ketika Nemo sedang menutup pintu istana kecilnya terdengar suara ”cuit cuuuiiiiiiit...cuit cuuuiiiiiiit!” yap itu nada pesan yang terpasang di telpon selulernya. Weleh-weleh...sapa nie yang kirim burung cinta pembawa untaian kata. Di lihatnya pengirim pesan tersebut. ”Tejo?”, ucapnya.
”Mo, ke kampus tow? Titip nasi bungkus yang ada di selatan mbah Pujo ya! Jangan lupa pakai sayur plus tempe bacem. Aku tunggu di kosku! Matur tankyou!  ”, kata Tejo yang ada didalam pesannya. Dubraaaakkkk!!! Seketika Nemo menepuk jidatnya sambil berucap istighfar. ”Astaghfirulloh....!”. Nemo mengira pagi-pagi yang hari jumat yang serasa manisnya madu mendapat pesan cinta seharum bunga melati dari sorang bidadari berubah air hujan yang hambar.

Nemo mulai menarikan ibu dari seluruh jemarinya untuk membalas pesan yang dikirimkan Tejo. ”ku menyangka, pagi ini mendapat pesan cinta penyejuk jiwa dari seorang bidadari, ternyata kamu tow Jo....! haduwh...Okelah, entar daku ke kosmu. sungguh amatlah ironis ini.”
Nemo memasukan handphonenya ke saku jaketnya dan menuju tempat parkiran dimana motornya berada. Memanaskan mesin dan melaju menuju tempat mbah Pujo berada.

Suasana di jalan sudah seperti lautan pengendara motor, ramai dan bising. Maklumlah waktu telah menuju ke tepat jam tujuh. Waktu para pekerja, anak kuliah dan oh....anak sekolah! ” jam segini anak sekolah baru berangkat? Haduw...kalo ditempatku sudah kena point!”, guman Nemo.
Sampai tempat mbah Pujo, Nemo memarkirkan motornya. Ia membuka pesan yang ada di handphonenya. Balasan dari Tejo lagi.
Hehehe...ndakpapa! sapa tahu dapat smsku bisa membuat harimu tambah manis.
Nemo membalas pesan itu.
Jo, kalo selain tempatnya mbah Pujo gimana? Di selatan kampus, ok!
Beberapa menit kemudian Tejo membalas.
Ndak mau! Aku tu dah jatuh cinta ma masakan mbah pujo, masakannya dibuat dengan penuh rasa cinta. Sehingga terasa manis dilidahku. Hatiku dah tertutup menerima masakan dari tempat lain. Kurang mak yoss! Yang penting. Ok! Buruan yaa...keburu siang kelaparan ni...:(

Nemo membaca pesan dari Tejo dan melihat kearah tempat mbah Pujo berjualan. Tempat Mbah Pujo sampai tidak kelihatan karena beliau dikerumuni beberapa pembeli yang kebanyakan kaum hawa yang sangat berjasa melahirkan generasi muda. Tapi ada juga perempuan yang masih muda, kemungkinan di juga seorang mahasiswi. ”haduwh...kepriben iki?”, guman Nemo yang semakin bingung. Tapi tak apalah, ia kasihan ketika membayangkan sobatnya Tejo kelaparan di kosnya, tubuh yang hanya dibaluti oleh kulit dan tulang, mukanya keriput, tengkurap dengan mengangkat tangan dan kepalanya dan berkata ”Mo...nasiku mana?”, oh sungguh kasihan sekali. Tiba-tiba ”Mas! Mau beli apa?”, tanya seorang ibu separuh baya kepada Nemo.
”ee..mamamau beli nasi sayur bu.
” jawab Nemo gelagapan.
”ow...ya, sini ibu bantu. Lauknya apa?” jawab ibu itu sambil tersenyum kepada Nemo.
”lauknya tempe bacem bu.” jawab nemo
Ternyata ibu itu memesan kepada mbah Pujo untuk Nemo. Tiba-tiba dikerumunan tersebut terdengar. ” cuit cuuuiiiiiiit...cuit cuuuiiiiiiit!”. sontak semua ibu-ibu baik tua maupun muda menoleh ke arah Nemo.
”wah...mas’e genit!”, ada celetuk dari seoarang ibu yang tepat disampingku. ”owh maaf bu, tadi handphone saya yang berbunyi. Setelah Nemo mendapatkan pesenannya, ia segera mengambil langkah seribu dari tempat tersebut.

Tiba dikos, ternyata Tejo sedang asyik bermain game.
“Assalamu’alaikum...”, ucap Nemo
“wa’alaikumussalam... gimana? Dapat kan?? hehehe” ucap Tejo sambil nyengir.
“gila! Banyak perempuannya kalii....kejam deh kau!”, tukas Nemo
“tak apa, yang penting pesananku telah kuraih..hihi,”ucap Tejo tanpa berdosa.

Merekapun segera berangkat ke kampus bersama-sama, Tejo pun pastinya hanya nebeng. Menuju kampus, mereka di dahului oleh sebuah sepeda motor matic. Ia adalah seorang mahasiswi yang kuliahnya sama dengan Nemo dan Tejo. Pakaiannyapun berkibar selayaknya gelombang pasang air laut yang membawa kesejukan bagi yang melihatnya. “Subhanallah...manisnya hidup ini ketika melihat manisnya makhluk tercantik ciptaan Sang Khalik.” ucap Nemo
Senyum mengembang raut muka Nemo mengatakan hal tersebut. “eit, manis mana ketika berkunjung ke tempat mbah Pujo?heheh..” tanya Tejo sambil ketawa. “Apapun akan terasa manis karena bagiku, hari ini hari yang termanis bagiku.” Kata Nemo.

CERPEN ANAK


MOSTER KECIL YANG BERMANFAAT

Pada hari minggu, sekolah libur. Anas membantu kakaknya menanam bunga di halaman rumahnya. Kayak Anas sangat suka berkebun. Namanya Kak Lala. Tak heran jika udara di sekitar rumah Anas sejuk dan rindang. Ketika Kak Lala pergi ke belakang untuk mengambil air, Caca teman sekelasnya datang dan ikut bertanam dengan Anas. Ketika Caca membuat lubang untuk menanam tanaman, ia menjerit keras.
“aaaaaaaakkkkkk!!!”, teriak Caca.
”ada apa, Ca?” kata Anas.
“Ini ada moster kecil!”, kata Caca.
“eh lucu! Coba diangkat ke atas. Kok bisa panjang terus  jadi pendek gini ya?”, tanya Anas sambil mengamati hewan itu.
”Eh lucu apanya? Tu ada lendirnya! Hiiii....!”, kata Caca.
“ iya sih,tapi lucu! Bentar aku cari ranting.” kata Anas sambil bergegas mengambil ranting. Setelah beberapa lama, Caca tidak merasakan takut lagi dengan hewan tersebut.
Mereka menjadikan hewan itu sebagai mainan. Mengangkatnya terus meletakkan kembali ke tanah. Ketika hewan tersebut diangkat oleh Anas, tiba-tiba jatuh ketangan Caca.
”Aaaaaaaakkkkkkkk!”, teriak Caca.
Mendengar teriakan itu, Kak Lala bergegas menghampirinya.
“Ada apa Dik?”, tanya kakaknya.
” ini kak, ada hewan berlendir panjang lagi, kecil jatuh di tangan Caca ketika adik mengangkatnya.”jelas Anas.
Penasaran tentang penjelasan adiknya, ia segera melihat hewan tersebut.
”Oo...itu namanya cacing adikku sayang....jangan di buat mainan. Kasihan dik...”, jelas kak Lala.
”terus kenapa, cacing berada di tanah kak? Nanti kalau makan tanaman kakak gimana?” tanya Anas.
”Tanah memang tempat tinggal cacing, cacing tidak akan memakan tanaman kakak. Malahan cacing dapat membantu tanaman kakak tumbuh subur. Cacing dapat menyuburkan tanah.”, jelas kak Lala.
” Terus kenapa kita tidak boleh bermain menggunakan cacing? Padahal cacing kan lucu kak! Kayak karet, bisa panjang dan bisa pendek”,  kata Anas.
” Kalau cacing kita jadikan mainan, itu namanya kita menyiksanya. Cacing kan juga termasuk makhluk ciptaan Allah, jadi kita juga harus menyayanginya. Cacing itu tidak mengganggu kita, jadi ndak usah kita sakiti. Ya!”, jelas kak Lala
”yaa kak!”, jawab Anas dan Caca bersama-sama sambil meletakkan kembali cacing di dalam tanah.

Sabtu, 05 Februari 2011

Obat Hati karena Stres akan UJIAN

Ku cari Dia,
terus aku cari....,
mataku memandang disetiap sekumpulan anak,
eh ketemu,
itu DIA!!
ku liat Dia
pastinya diam-diam,
Ku pandangi Dia,
Eh Dia Tahu,
Dia balas melihatku pastinya diam-diam,
tetapi aku sudah tahu :D
Dia tersenyum dan menunduk,
menutupi kemerahan di raut mukanya,
hohohohoho

Aku dah bikin anak manusia
tersipu malu ternyata ^o^

Selasa, 01 Februari 2011

hari ini

Sungguh derap jantungku berdetak sedemikian cepat,
mendengarkan ulasan suara yang menggetarkan jantung ini. suara apakah itu??
apapun itu, suara itu membuktikan bahwa Allah Sebaga Maha Pengatur Segala sesuatu, sekejap bibir saya berucap Subhanallah.....Ini adalah RahasiaMu, hamba tak kuasa menebaknya :)